Dibandingkan Dengan Buku Digital, Membacakan Buku Cetak Pada Balita Lebih Baik

Balita nampaknya tambah lebih rasakan ikatan batin dengan orangtua waktu dengarkan narasi yang dibacakan lewat buku. Ini dipandang lebih baik dibanding waktu orangtua membacakan narasi dari gawai seperti tablet digital. Bukti ini berdasar riset yang diterbikan dalam jurnal JAMA Pediatrics 2019.

Beberapa periset temukan jika beberapa anak lebih memperoleh kesenangan saat narasi dibaca dari satu buku. Ini mungkin berlangsung sebab balita serta orangtua condong susah mengatur peristiwa membacakan narasi bila memakai tablet.

"Saat orangtua serta balita memakai tablet untuk menceritakan, susah buat mereka untuk mempunyai saat untuk tersambung satu dengan yang lain," kata Tiffany Munzer, periset serta dokter anak di CS Mott Children's Hospital serta University of Michigan di Ann Arbor, Amerika Serikat. Ia menjelaskan jika design tablet adalah piranti pribadi, hingga orangtua serta beberapa anak tidak terlatih memakainya bersama.

Untuk lihat apa ketidaksamaan saat orangtua membaca untuk balita mereka dengan buku atau tablet, Munzer serta rekan-rekannya kumpulkan 37 pasangan orangtua-anak serta jalankan eksperimen tiga sisi.

Orangtua membaca untuk beberapa anak mereka dari buku berbasiskan tablet, satu buku basic berbasiskan tablet, serta buku bikin. Beberapa anak sebagai peserta riset semua berumur 24—36 bulan serta tidak mempunyai keterlambatan perubahan atau keadaan medis yang serius.

Artikel Lainnya : teks rekaman percobaan adalah

Session membaca dikerjakan di ruangan laboratorium yang sudah ditata supaya kelihatan seperti ruangan tamu dengan sofa serta satu kotak dengan tiga buku (satu teks serta dua digital) diletakkan di luar jangkauan beberapa anak. Ruang itu diperlengkapi dengan cermin satu arah serta camera.

Sepanjang session pembacaan, beberapa periset mencari tempat badan serta mengamati tingkah laku orangtua serta beberapa anak. Periset mencatat tingkah laku anak contohnya saat seseorang anak menguasi buku (bikin/digital) hingga orangtua akan mempunyai lebih dikit akses ke buku itu, atau bila anak itu menarik buku itu atau menutupnya.

Saat beberapa periset menganalisa rekaman video, mereka temukan jika saat orangtua membaca dari tablet, beberapa anak 3,3 kali lebih mungkin menempatkan diri seakan-akan mereka membaca sendiri dibanding dengan saat orangtua membaca dari buku bikin. Beberapa anak lebih mungkin untuk coba mengatur tablet serta menghindari tangan orangtua dari tablet dibanding dengan buku bikin. Saat orangtua membaca dari tablet pemakaian bahasa pun tidak demikian kuat.

“Dengan buku bikin, orangtua merasakan bertambah nyaman dengan beberapa anak mereka serta membuat narasi jadi hidup,” tutur Munzer. Ia menjelaskan design tablet bisa saja mengganggu potensi orangtua serta beberapa anak untuk terjebak bersamanya. Walau sebenarnya untuk merangsang peranan kognitif anak, pekerjaan membacakan buku harus jadi pengalaman bersama dengan orangtua serta anak.

0コメント

  • 1000 / 1000