Batu Akik Karawang, Laris setelah Beri Harga Unik hingga Tembus Manca Negarancanegara

Gak ringan bertahan ditengah-tengah melesunya upaya batu akik. Akan tetapi siapa duga, Kujang batu akik asal Karawang malahan tembus beberapa daerah di Indonesia bahkan juga sampai luar negeri. Kijang Natandang (41) , penduduk Perumnas Bumi Telukjambe, Blok T Nomot 490, RT 003 RW 011, Desa Sukaharja, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, ceritakan pengalamannya bertahan jadi perajin batu akik. Menurut Ki Nata, panggilan akrabnya, membuat batu akik bukan semata-mata buat tuntutan komersil semata-mata. Namun pun bab seni serta keindahan. Karena itu, dia mengatakan perajin batu akik gak ubahnya satu orang seniman, yg membuat bongkahan batu dengan hati berubah menjadi bentuk yg indah serta berharga. " Kita mesti mengawasi pun kondisi hati biar niat membuahkan karya ada, " kata Ki Nata, dijumpai di Saung Batu Kujang Karawang di Perumnas Bumi Telukjambe, Blok T Nomot 490, RT 003 RW 011, Desa Sukaharja, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang.

Penganan Bernama Unik dari Yogyakarta Ki Nata mengatakan pamor batu akik pernah melesat pada 2014 waktu lalu. Banyak perajin yg buka lapak di pinggir-pinggir jalan serta senantiasa di serbu konsumen. Akan tetapi selang waktu setelah itu batu akik berubah menjadi redup. Gak ubahnya upaya musiman, Bahkan juga, banyak perajin yg gulung tikar serta berpindah upaya. Ki Nata mengakui berpikir serius agar dapat bertahan.

Dia setelah itu berinisiatif membuat batu dengan motif Kujang, senjata tradisionil Jawa Barat. Pelbagai ragam pemasaran lantas dia coba. Dimulai dari buka stan di acara Pemkab Karawang, hotel, sampai pasarkan dengan cara online. " Saya mulai pasarkan dengan cara online, satu diantaranya lewat Facebook, " ujarnya. Harga unik Dia bahkan juga jual di harga yg unik buat menarik animo penduduk. Umpamanya, harga Rp 123. 000. Rupanya, upayanya itu sukses.


Artikel Lainnya : pondasi batu kali


Bahkan juga pesanan gak cuma dari nusantara saja, namun pun dari negara tetangga seperti Malaysia serta Singapura. Dia mengatakan ada filosofi khusus berkenaan lekukan serta lubang di bentuk batu kujang. Walau begitu, dia mengaku bukan yg pertama bikin motif ini. " Responsnya dari costumer baik. Saya menamai batu Kujang Sanggabuana, " ujarnya. Perjalannya jadi perajin batu akik memang gak langsung mulus. Dia mesti berlatih beberapa kali biar mempunyai bentuk sama dengan keinginan.

" Sesuai awal-awal buat memang mempunyai bentuk belum begini, " ujarnya Kujang batu akik bikinannya miliki banyak ragam, dari warna, ukuran, sampai model batu. Gak cuma buat pajangan, batu kujang ini bisa juga jadikan aksesories, kalung umpamanya. Dia pasarkan di harga beraneka, dimulai dari Rp 150. 000, terkait bentuk, model batu, serta ukuran. Model batunya lantas beragam, dimulai dari giok hitam, chalcedony, sampai pancawarna, batu unik Loji, Karawang. Tidak cuman bentuk kujang, dia pun bikin cincin dari pelbagai ragam model batu. Setelah itu aksesories seperti cincin, gelang, tasbih, serta kalung dengan liontin dari batu.

" Harga mengatur bentuk serta ukuran, " ujarnya. Pameran di London Siapa duga, satu orang kawan mengatakan bakal diselenggarakannya pameran di kantor Kedutaan Besar Indonesia di London. Nyata-nyatanya, batu kujang bikinannya selamat seleksi. Ki Nata setelah itu berkirim sembilan batu kujang. " Dari sembilan yg saya kirim, yg kembali tujuh. Mempunyai arti, laris dua, " imbuhnya. Dia cerita, sempat ada satu orang penduduk Perancis yg tinggal di Argentina membeli batu bikinannya.

Akan tetapi, kiriman itu gak hingga, walaupun alamat yg terdaftar diyakinkan benar. Seusai kirim kembali, nyata-nyatanya kiriman itu kembali dipulangkan. " Nyata-nyatanya memang benar ada peraturan spesifik dari negara itu. Kala itu saya pengin kembalikan uang ia (pemesan) , namun ia menampik, " ujarnya. Buah dari internet marketing itu, pesanan ada dari Malaysia, Singapura, serta daerah-daerah di nusantara. " Yg belum (sempat) memperoleh pesanan dari Papua, " ujarnya.

Gak cuma itu, dia pun mencapai penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) rekor 72 seniman, 72 karya, 72 menit tampil dengan dalam rencana HUT ke-72 Jawa Barat. " Saya dibawa oleh satu orang seniman dari Jawa Barat buat ikut pula dalam aktivitas itu, " ujarnya. Bacalah juga : Kejadian Jarwo Susanto : Dahulu Tolak Penutupan Dolly, Saat ini Sukses Jadi Pebisnis Tempe Ki Nata pun ucapkan syukur tanggapan dari dinas berkenaan serta Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Karawang cukuplah baik. Dia kerap dikasih peluang buka stan di acara pemerintahan serta hotel-hotel. 

0コメント

  • 1000 / 1000